Jumat, 28 September 2012

Start to writing... (again...)

Bismillaah....

Ohisashiburi...
Long time no see... No see this blog to add some written...
The written that Insha Allah, have many hikmah inside it...

It's too much story if I have tell them... Insha Allah, some times...

Untuk memulai tulisan kali ini,,, ingin rasanya berbagi tentang Rencana (Plan).

Tentu kita selalu punya rencana atau strategi untuk hasil yang memuaskan sesuai dengan rencana yang kita rencanakan... he
Strategi itu dibuat sedemikian rupa supaya tak ada waktu yang terbuang sia-sia...
Rencana itu dibuat sedemikian rupa supaya semua tugas yang diemban dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya...

Hmmm.... Do you ever remember? (Yaa, you have heard about this...)
Bahwa, keputusan hanya ditangan Allah, Sang Maha Menentukan.
Allah yang memutuskan! Allah sudah menggariskan!
Sebagus apapun rencana atau strategi yang kita buat akhirnya Allah lah yang menentukan,, sesuai dengan rencana ataukah tidak..

Jadi? Tak usahkah kita buat rencana toh nantinya Allah juga yang menentukan?
No!
Kenapa? Karena tanpa rencana / strategi dalam menjalankan kehidupan kita, kita tidak akan punya arahan dalam hidup. Kita akan bingung,,,, mau ngapain ya hari ini? mau ngapain ya abis ini?

Jadi, rencana itu tetap harus kita buat. Untuk apa? Untuk memudahkan kita berikhtiar / berusaha mencapai yang pada awalnya menurut kita baik sesuai tuntunanNya. Tetap, akhir keputusan (judgment) adalah keputusan Allah subhanahu wa ta'ala.

Dari sini, kita bisa belajar untuk bersungguh-sungguh, berpasrah padaNya, yang insyaAllah melahirkan keikhlasan setelahnya.. Amiin..

Wallahua'lam bishawwab..

Semoga terus bisa menulis sesuai yang direncanakan, dan Allah pun menghendaki serta memberkahi... Amiin.. insyaAllah..

Ja..
See ya, to the next written..
Senyuuummm.. ^_^

Rabu, 26 Januari 2011

Kembali

Teringat lantunan Tashiru - Hikmah Hilang

Pasti ini terasa begitu menyakitkan
Saat kau kehilangan sesuatu yang kau sayang
Bila kau tak tahu mungkin itu yang terbaik
Ada rahasia terindah yang diinginkannya

Ku hanya ingin agar engkau bisa pahami
Memaknai yang terjadi dengan tulus hati
Meski ku akui tak mudah untuk terima
Segala yang tlah menjadi ketetapannya

Leraikanlah gundah
Tabahkanlah hati
Dan yakinilah semua itu rencana dari-Nya

Sudahlah lupakan segala yang membuatmu merana
Hanya kan membuat dirimu dihantui gelisah
Biarkanlah semua kan berlalu dengan apa adanya
Karena dibalik yang terjadi pasti ada hikmahnya untuk kita

Ya,, ketika mendengarkannya membuat merenung dan hati yang terbawa tenang.
Terlebih ketika teringat hal kemarin..
Kehilangan itu akan kita dapatkan jika tenang, tabah, dan yakin akan ketetapan-Nya..
Kefuturan itu akan futur sendiri ketika hati sudah tenang..
Kemudian yakin bahwa semua ini pasti ada hikmahnya..
Bahwa, harus lebih ekstra untuk beribadah kepada-Nya..

Yang paling penting adalah menjadi diri sendiri..
Karena diri ini tak dapat dipaksakan untuk menjadi orang lain..
Menjadi orang yang orang lain mau
Menjadi apa kata orang lain
Menjadi apa yang terlihat oleh orang lain

Sudah dicukupkan untuk tuntutan semua itu..
Ketika mengharapkan orang lain menjadi apa yang diinginkan
Yang ada hanya kekesalan, kegelisahan, keegoisan, dan bisa jadi kehancuran
Hancur rasa cinta, rasa sayang, dan rasa persaudaraan

Biarkanlah orang lain melihat kita apa adanya..
Inilah diriku, begitulah dirimu, dan begitulah dirinya
Semua orang pasti berbeda..
Dan dengan perbedaan itu menjadikan suatu kelengkapan dan kekompakan yang indah

Tak perlu risaukan perkataan orang lain
Jika hati tak merasa nyaman, untuk apa dilakukan
Jika memang harus dilakukan dan sudah pasti kebenarannya harus dilakukan
Tenangkanlah hati
Kembalilah kepada-Nya, kembali kepada Qur'an-Nya, dan kembali kepada sunnahnya..

Wallohua'lam bisshawab..

Minggu, 23 Januari 2011

Kemana Sebetulnya?

Ia hilang..
Hilang entah kemana..
Mungkin bersembunyi...
Mungkin juga tak akan kembali..

Hingga rasanya hampa..
Kosong...

Semua ini berawal dari "kegilaanku" yang kulakukan dulu..
Kegilaan yang memperturutkan hawa nafsu ku sendiri..
Memperturutkan pengaruh setan yang terus menggodaku...

Hingga akhirnya satu teman telah kusakiti hatinya dan menangis karena sikapku..
Dengan bahasa yang kubuat sedemikian rupa seolah-olah akkulah yang benar...
Karena dia tak bisa menghargai agenda orang lain..
Hari-hari setelahnya, ku jalani dengan enteng..
Namun ada ketidaknyamanan di hati.. ada rasa yang aneh di hati..
Aku tahu, bahwa aku harus meminta maaf..
Setelah ku lakukan itu, sedikit lega hati ini..

Namun, saat ini, kenapa ia menghilang lagi?
Kenikmatan ketenangan, kenikmatan indahnya islam, kenikmatan menjadi seorang muslimah
Kenikmatan menjadi da'iyah,..
Terlebih kennikmatan saat berdua dengan-Nya, kenikmatan ketika mengingat-Nya,...
Kenikmatan untuk mencintai-Nya...

Astaghfirulloh...
Ku harap aku masih pantas mengucapkannya karena aku masih memakai islam di KTP ku..
Apakah kini kerudungku yang lebar hanya sebagai alibiku untuk dikatakan muslimah yang taat?
Apakah kini hafalanku yang tersendat-sendat hanya sebagai coverku untuk mengatakan bahwa aku adalah aktivis?
Apakah kini kepedulianku pada yang lain hanya sebagai perebutan empati mereka bahwa aku adalah orang yang baik dan pandai bergaul?

Ternyata yang kurasakan ketidaknyamanan..
Dan aku ingin lari dari semua itu... Lari sekencang-kencangnya...
Dengan meneriakkan,
"Yaa Allah, aku bukanlah diriku.. Aku tak bisa menjadi diriku sendiri.."
"Aku Lelah yaa Allah"

Ketika ku fikirkan seseorang untuk mendengarkan kelah kesahku ini, tak kutemukan..
Ketika ku temukan, ia pun lebih mementingkan yang lain yang menurutnya lebih penting

Ku sadari,,
Tak ada yang mau bersamaku sekarng
Bahkan keluargaku...
Tidak ada satupun yang peduli apa yang kulakukan..
Tidak ada yang mengingatkanku..

Ku sadar bahwa aku FUTUR.
Namun ku tak paham dengan kefuturan itu
Hingga aku terus berkutat dengan kefuturan itu

Yaa Allah, jika aku ingat dulu
Ketika ghirah ku membara mengenal dan berusaha mencintai islam
Aku ingin kembali ke masa itu
Aku ingin seperti itu..

Bisakah ya Allah?
Jangan tinggalkan aku..

Kamis, 06 Januari 2011

Bersinarlah Semua Bintang

Menjadi bintang yang bersinar dan paling bersinar...
Teringat kata-kata guru Tahfidz ana..
Jadilah bintang yang paling bersinar di hadapan Allah...
Ya..
Semua sahabat yang mendengar kata itu antusias untuk menjadi Bintang itu, menjadikan segala sesuatunya karena Allah, sehingga harapannya Allah akan memberikan karunia-Nya berupa sinar yang terang. Subhanallah,, semangat yang membuncah untuk menghafal lebih banyak, mengamalkan lebih giat, sehingga Al-Qur'an selalu dekat.

Teringat kejadian hari ini yang bisa diambil pelajaran.
Memang sulit ketika dalam sebuah kelompok atau jama'ah jika hanya ada satu orang yang semangat membangun perubahan yang berarti untuk mendapatkan yang terbaik. Hal itu terjadi ketika di kelompok ana hanya ada satu orang yang semangat untuk melakukan pekerjaan yang ditugaskan. Pekerjaan kelompok yang harusnya dikerjakan berkelompok dengan strategi pembagian tugas. Pembagian tugas itu dilakukan dengan beragam, tidak hanya satu orang yang ditugaskan hal yang sama, namun semua orang merasakan tugas yang pernah dikerjakan orang lain, artinya ada pengalaman laah...
Alhasil, pekerjaan yang dikerjakan itu memang lebih mudah dan selesai lebih cepat dibandingkan mengerjakan sendiri. Yaa,, namanya juga tugas, pasti ada nilai dari yang memberikan tugas. Ternyata nilai yang didapat dari tugas-tugas itu adalah nilai yang memiliki kemajuan yang sedikit, bahkan pernah turun. Jika dibandingkan dengan kelompok lain, nilai itu tertinggal jauh.

Nah,, ada apa sebenarnya ini??
Renung punya renung, selidik punya selidik,, inilah hasil dari perenungan dan penyelidikannya...
  1. Pengerjaan dan pembagian tugas dilakukan H-2 bahkan H-1 deadline pengumpulan
  2. Masing-masing anggota kelompok mengerjakan sesuai dengan pemahaman sendiri-sendiri dan pemahaman itu tidak sama dengan yang lain
  3. Sepertinya belum ada saling percaya antar anggota
  4. Lebih mendahulukan individu
  5. Harus ada yang selalu mengingatkan
Ya... semua orang punya kesibukan masing-masing. Tapi tugas yang diberikan untuk kelompok pun menjadi tanggung jawab semua anggota kelompok. Seharusnya bisa dikerjakan tho,, apalagi banyak kepala yang isinya otak, pusat pikiran.
Baiklah, itu semua jadi hikmah yang seharusnya dipetik dan ditanam dalam-dalam hingga tumbuh dan berbuah manis. Karena setiap detik yang kita lalui adalah ujian yang kita harus kerjakan. Ujian itu bisa ujian emosi, ujian sabar, dan lain-lain.

Terus hubungannya dengan Bintang yang Bersinar Terang?

Yaa... dari sekian ratusan milyar bintang di angkasa hanya ada beberapa bintang yang bersinar terang. Terangnya indah di pandang. Bahkan bisa jadi hanya ada  satu bintang yang paling bersinar terang di antara bintang-bintang yang bersinar terang. Itulah layaknya orang-orang yang terus semangat dalam keadaan apapun. Semangat karena Allah yang Tahu apa yang sudah kita lakukan. Semangat menjadikan Allah tujuan dari setiap langkah kita. Jika di hadapan Allah sudah bersinar dengan terang, maka dengan kehendak-Nya, sinar itu pun akan menerangi lingkungan sekitarnya.

So, jika kita sendiri yang semangat, luruskan dulu semangat kita untuk Allah. Selanjutnya, Allah lah yang menentukan. Ketika Allah sudah menjadikan kita Bintang yang Paling Bersinar itu, lingkungan kita pun akan mendapatkan sinar keindahannya. Artinya, jika dihubungkan dengan cerita kelompok di atas, anggota kelompok lain pun akan merasakan semangatnya.

Tetaplah semangat karena Allah, karena Allah punya seribu janji yang ditulis di surat cinta-Nya untuk orang-orang yang bertakwa. Semangat yang kita lakukan adalah buah ketakwaan yang kita lakukan dan penilaian yang terbaik adalah penilaian dari Allah karena kita sudah berproses untuk menjadi yang terbaik.

SEMANGKA.. Semangat Karena Allah..
Wallahua'lam bisshawwab..

Senin, 03 Januari 2011

Betulkah harus siap?

Bismillah...
Bertambahnya umur, menjadikan kita melihat kembali, apa yang sudah kita lakukan di umur-umur yang sudah kita lewati. Apakah sudah terwujud mimpi-mimpi yang pernah ditulis? Apakah sudah menjadi baik dari tahun-tahun sebelumnya? Atau justru sebaliknya, menjadi kekanak-kanakan dan ingin terus dianggap remaja?
Itu pilihan Anda. 
Yang pasti kita pasti ingin menjadi lebih baik dari sebelumnya, menjadi dewasa dari sebelumnya.
Ana, kini berumur kepala dua. Ketika di hari tepat tanggalnya, ada suatu pikiran yang merasuki otak. Pikiran itu adalah rasa takut yang dihadapi di umur ini. Merasa harus selalu siap dengan apapun. Harus siap segala sesuatunya. Seperti apakah masalah yang akan dihadapi di umur ini?
Dewasa itu bukan pilihan lagi, namun jadi tuntutan. Akan dipertanyakan umur ini, di mana letak dewasanya? Di mana teladan untuk orang lainnya? Di mana kesholihannya?

Sahabat, ketika direnungi lagi dalam-dalam.. untuk apa sebenarnya kita menjadi dewasa? untuk apa kita menjadi teladan? untuk siapa itu semua kita lakukan? untuk kita sendiri kah? memuaskan batinkah?
Jika memang benar, hati tidak akan tenang. Karena itu akan menjadi tuntutan yang harus dipenuhi. Ketika tuntutan itu tidak kita dapatkan, akan ada torehan di hati.
Yaa,, hanya untuk Allah lah dewasa itu dilakukan. Hanya untuk Allah lah teladan itu dilakukan. Allah Maha Tahu yang kita inginkan. Maka Allah memberikan apa yang kita butuhkan. Yang hasilnya membuat kita menjadi lebih dewasa. Dari kedewasaan itulah, timbul keteladanan yang baik. Akhirnya, selain dewasa karena Allah, teladan pun karena Allah.

Tulisan ini dibuat sebagai tamparan untuk ana dan berbagi untuk sahabat semua..
Hanya butuh perubahan diri dari hari ke hari menjadi lebih baik.
Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin. Juga termasuk, detik ini harus lebih baik dari detik sebelumnya. Dan hari esok pun harus lebih baik dari hari ini. Impian-impian yang diinginkan juga harus menjadikan diri ini lebih baik dari sebelumnya..

InsyaaAllah...
^-^

Jumat, 24 Desember 2010

Salam Kenal

Bismillah...
Assalamu'alaykum warohmatulloh wabarokatuh...
Salam kenal, hajimemashite...
Begitu banyak pengalaman, ilmu, dan cerita yang semoga bisa di share di sini.
Semoga bisa berbagi dan bertambah wawasan..
Tunggu entri selanjutnya.
Wassalamu'alaykum warohmatulloh wabarokatuh...